Kamis, 08 April 2010


Sering kita ketahui, dengar atau bahkan alami di kehidupan nyata tentang suatu keadaan dimana seseorang memiliki kesulitan dalam belajar. Pelajaran di sekolah yang mendasar dan harus dikuasai dengan baik adalah yang berkenaan dengan membaca, menulis dan berhitung. Jika tidak, hal itu akan menghambat prestasi akademis pada siswa yang bersangkutan. Kesulitan atau hambatan yang sering terjadi biasanya dialami oleh siswa yang duduk dibangku Sekolah Dasar. Berbagai permasalahan belajar banyak sekali ditemui pada tingkat ini. Bentuk hambatan dalam belajar tersebut muncul berupa hambatan membaca (dyslexia), hambatan menulis (dysgraphia), hambatan berhitung (dyscalculia).

Sebagai contoh permasalahan yang pernah dialami Ruri (nama samaran). Saat ini Ruri duduk dibangku kelas 6 SD. Prestasinya di sekolah hanya pas-pasan meskipun orangtuanya telah memanggil guru privat untuk membantunya mengerjakan tugas di sekolah dan mengajarinya pelajaran sekolah. Pada saat Ruri masih kelas 1, dia pernah hampir tidak naik kelas karena nilai raportnya yang kurang. Sampai di kelas 2, dia masih lamban dalam menulis serta membutuhkan orang lain untuk membantunya membaca.

Dia jarang mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Gurunya mengatakan bahwa dia anak yang malas belajar. Yang diketahui oleh orang tua Ruri saat itu adalah bahwa gurunya tidak bisa mengajar dan memberikan bimbingan dengan baik terhadap anaknya. Berbagai cara dan upaya telah dilakukan orang tua Ruri agar anaknya bisa lulus SD dengan nilai yang cukup baik. Hingga suatu hari orang tuanya mendapat saran untuk membawa anaknya ke Psikolog, setelah dilakukan beberapa pengetesan ternyata diketahui bahwa Ruri mengalami Learning Disabilities (LD).

Learning disabilities merupakan keadaan yang menggambarkan suatu kondisi yang dapat mengganggu seseorang dalam belajar. Dalam Psikologi istilah Learning disabilities ini biasa disingkat dengan LD. Keadaan ini terkait dengan gangguan-gangguan tertentu, diantaranya adalah gangguan pendengaran, berbicara, membaca, cara berpikir, dan perhitungan matematika.

Siswa yang mengalami hambatan ini biasanya tidak memiliki masalah dengan inteligensinya, ada yang mendekati rata-rata, rata-rata, atau diatas rata-rata. Namun pengaruh dari keadaan ini yang akan menyebabkan menurunnya kemampuan dan prestasi yang tidak menonjol pada siswa. Sayangnya, keadaan ini sulit diketahui baik oleh orang tua, dan guru. Keadaan ini biasanya baru disadari ketika prestasi anak menurun, tidak semangat dalam belajar, bahkan tidak naik kelas. Sehingga tidak jarang pula guru atau orangtua menilai anak sebagai anak yang malas, nakal, atau underachiever.


Siswa yang Termasuk dalam Kategori Learning Disabilities

Hambatan dalam belajar ini dapat muncul sebagai akibat dari gangguan lain yang dimiliki oleh individu. Dalam artian bahwa Learning disabilities merupakan manifestasi terhadap munculnya gangguan lain. Gangguan yang sering muncul yakni Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD), Conduct Disorder (CD), dan sindrom Tourette (Harwell, 2001).

Disabilities yang dialami oleh individu lebih berkaitan dengan proses kognitifnya. Berikut ini merupakan faktor yang menjadi penyebab terjadinya Learning Disabilities (Omrod, 2003):

Kesulitan dalam Perception

Visual perception: anak dengan learning disabilities kemungkinan mengalami kemunduran di area visual atau yang terkait dengan persepsi dari penglihatan. Berkenaan dengan sesuatu yang dilihat kemudian akan dipahami oleh otak.

Auditory perception: dalam hal ini keterbatasan yang berkaitan dalam menerima informasi melalui area pendengaran.

Memory : terkait dengan kapasitas memori atau ingatan yang kurang dalam menyimpan informasi yang didapatkan.


Kesulitan dalam bidang akademis

Reading: hambatan dalam mengenali kata, mengucapkan, dan memahami apa yang dibaca.

Written: permasalahan dalam membuat tulisan dan mengekpresikan diri melalui tulisan.

Mathematical: kesulitan dalam memilikirkan atau mengingat informasi yang melibatkan angka-angka.

Jika kesulitan belajar yang dialami oleh siswa ini dibiarkan berlarut-larut akan menyebakan kegagalan akademis, harga diri siswa yang rendah, motivasi rendah terutama dalam belajar, gaya belajar yang tidak terencana, dan buruknya kemampuan penyelesaian masalah (coping skills) yang ditunjukkan dengan perilaku menarik diri, berpura-pura sakit, bersandiwara, kecemasan, tergantung terhadap orang lain secara berlebih, dan membolos.

Bagi anak yang mengalami Learning disabilities, mereka harus bekerja keras untuk mencapai kesuksesan. Namun terkadang pekerjaan yang telah mereka lakukan mendapat respon negative dari orang di sekitarnya. Hal ini yang kemudian menyebabkan munculnya perasaan frustasi, marah, depresi, kecemasan, dan tidak berharga. Oleh sebab itu, sangatlah diperlukan adanya identifikasi dan penanganan sedini mungkin menganai kesulitan belajar yang dialami oleh anak yang dapat diberikan pada anak yakni melalui pembelajaran remedial sesuai dengan kebutuhan anak, konseling individu dan keluarga, training social skills, memberi panduan terhadap pekerjaan anak, dan pelatihan terhadap tugas yang diberikan. Jika pelayanan ini diberikan, kemungkinan terbesar anak akan menjadi lebih produktif dan bahagia dalam menjalani hidupnya.

Langkah-langkah belajar efektif adalah mengetahui
  • diri sendiri
  • kemampuan belajar anda
  • proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
  • minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan

Anda mungkin belajar fisika dengan mudah tetapi tidak bisa belajar tenis, atau sebaliknya. Belajar apapun, adalah proces untuk mencapai tahap-tahap tertentu.

Empat langkah untuk belajar.
Mulai dengan cetak halaman ini dan jawab pertanyan-pertanyaannya. Lalu rencanakan strategi anda dari jawaban-jawabanmu, dan dengan "Pedoman Belajar" yang lain.

Mulai dengan masa lalu Apakah pengalaman anda tentang cara belajar? Apakah anda

What was your experience about how you learn? Did you

  • senang membaca? memecahkan masalah? menghafalkan? bercerita? menterjemah? berpidato?
  • mengetahui cara menringkas?
  • tanya dirimu sendiri tentang apa yang kamu pelajari?
  • meninjau kembali?
  • punya akses ke informasi dari banyak sumber?
  • menyukai ketenangan atau kelompok belajar?
  • memerlukan beberapa waktu belajar singkat atau satu yang panjang?

Apa kebiasaan belajar anda? Bagaimana tersusunnya? Yang mana terbaik? terburuk?

Bagaimana anda berkomunikasi dengan apa yang anda ketahui belajar paling baik? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara?

Teruskanke masa sekarang Berminatkah anda?
Berapa banyak waktu saya ingin gunakan untuk belajar?
Apa yang bersaing dengan perhatian saya?

Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses?
Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya?
Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses?

Apa yang mempengaruhi pembaktian anda terhadap pelajaran ini?

Apakah saya punya rencana? Apakah rencanaku mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda?

Pertimbangkan
proses,

persoalan utama

Apa judulnya?
Apa kunci kata yang menyolok?
Apakah saya mengerti?

Apakah yang telah saya ketahui?
Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya?

Sumber-sumber dan informasi yang mana bisa membantu saya?
Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku)?
Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain?

Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti?
Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat?
Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa?

Apakah saya berhenti dan meringkas?
Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis?
Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju)?

Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi?
Apakah saya perlu mendiskusi dengan "pelajar-pelajar" lain untuk proces informasin lebih lanjut?
Apakah saya perlu mencari "para ahli", guruku atau pustakawan atau ahliawan?

Buat
review
Apakah kerjaan saya benar?
Apakah bisa saya kerjakan lebih baik?
Apakah rencana saya serupa dengan "diri sendiri"?

Apakah saya memilih kondisi yang benar?
Apakah saya meneruskannya; apakah saya disipline pada diri sendiri?

Apakah anda sukses?
Apakah anda merayakan kesuksesan anda?

10 Ciri Guru Profesional


1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.

2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.

3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.

4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.

6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.

7. Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.

8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.

9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.

10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.